Wednesday, September 17, 2014

This too shall pass

Rasa semacam ini akhirnya datang . The feeling of being Mahasiswa Tingkat Akhir dengan "SKRIPSI" 5 cm menggantung di depan kening . Hampir tak ada seharipun bayangan skripsi hilang dari pikiran . Segala deadline, revisi , bimbingan dan hal semacam itu menjadi topik utama semester ini. Menyesakkan huh?

Ada yang sedikit salah dengan this skripsi things . I'm not into it, yet. Dari awal memutuskan untuk mengerjakan skripsi semester ini , keyakinan belum ada sejujurnya. Hanya saja akhirnya ikut keputusan teman-teman lain yang mungkin sudah memikirkannya dengan matang. Saya sudah buat perhitungan dari berbulan-bulan lalu. Baik buruknya. Segala kalkulasi waktu dan segelanya sudah saya perkiraan. But when it's come to decision time. I got confused. Segala perhitungan dan logika-logika yang saya buat sendiri tidak membantu. 

Buntut kegagalan awal saya terasa sampai sekarang. Saya akhirnya "terpaksa" mengerjakan sesuatu yang saya tak begitu suka. Saya punya gambaran jelas awalnya untuk apa yang saya ingin teliti dan hasilkan. Sesuatu yang bisa membuat saya bangga nantinya. But here i am, "terjebak" pada kenyataan yang harus saya terima. Bukannya tidak bisa dilalui, this too shall pass.Sure . Tapi ada yang salah dan kurang saja rasanya. Semacam tidak ada nyawa didalamnya.

Mengapa ini semua bisa terjadi? That's another story.

Hal yang dibutuhkan sekarang ya keyakinan dan hati yang penuh untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Mungkinkah ini akan menjadi semacam "cinta tumbuh karena terbiasa"?, semogalah begitu.

Everything comes for a reason. Pelajaran tentang pentingnya perencanaan yang matang, keyakinan ,dan kesungguhan. Tidak seharusnya sesuatu dimulai dengan "setengah hati" . 

Be strong, be strong, be success , be ikhlas and be sure . This too shall pass :D

Saturday, May 11, 2013

Mendaki

Rindu.
Rindu rasanya saya menulis di sini. Mengabadikan kenangan, baik senang maupun sedih dalam berbaris-baris kalimat. Sekedar untuk meninggalkan jejak dan ingatan. Kalau-kalau nanti saya lupa, saya sudah membuat back up ingatan saya di sini.

Kali ini ingin menulis dengan 'saya' tidak apa-apa ya? Sedang ingin saja. Mungkin nanti di postingan berikutnya akan menjadi 'aku' atau 'gue' . Tergantung suasana hati saja. Tidak konsisten ya? Hahaha saya bukan penulis profesional nyatanya. Jadi, tak apa ya? Siip

Hampir 2 tahun saya tinggal di sini. Di kota, hmm mungkin lebih tepatnya kecamatan. Ya, saya jauh-jauh hijrah ke tempat yang sepi sekali di akhir pekan, dan sudah seperti kota mati saat liburan ini untuk satu alasan. Studi. Kalau semua lancar dan berjalan sesuai waktunya, 2 tahun lagi saya akan wisuda. Saya akan pakai toga dan memegang ijazah,berfoto dan bergembira. Masih lama ya? Ahaha tak apa. Itu penyemangat saya. Itu garis finish saya di sini.

Hingga hampir 2 tahun ini, banyak hal yang terjadi. Banyak sekali. Sudah jelas, di sini tempat yang sama sekali berbeda dengan kota kelahiran saya, tempat saya lahir,tumbuh dan besar. Tempat saya masih bisa menggantungkan banyak hal, pada ayah dan ibu saya. Bukannya saya sama sekali lepas dari bantuan ayah dan ibu sekarang ini, tentu saja tidak. Siapa lagi yang membiayai kuliah, ongkos hidup dan segala kebutuhan saya? Tentu saja mereka. Hanya saja, saya 'dipaksa' untuk bisa mengambil keputusan-keputusan sendiri di sini. Jujur, dulu saya sangat benci untuk memilih. Tiap kali dihadapkan pada pilihan, saya tidak ambil pusing dan engacuhkannya saja. Saya terlalu malas dan takut untuk mengambil keputusan. Saya tidak suka di desak untuk menjatuhkan pilihan. Tapi.. hidup macam apa yang saya jalani tanpa memilih? Kesadaran untuk mulai berani memilih dan membuat keputusan dimulai dari tamat SMA.

So here i am. Hasil dari pilihan saya hampir 2 tahun yang lalu. Menjalani studi di sini tidak mudah. Jurusan yang saya ambil, hmm bukannya salah jurusan. Hanya saja masih kurang padu dengan diri saya. Tapi tiap mendapat ilmu baru diperkuliahan, saya merasa ya..saya suka jurusan ini. Tapi itu juga tidak lantas membuat semuanya jadi mudah. Butuh perjuangan juga tentunya.

Hidup di sini rumit rasanya. Ibarat mendaki, awalnya pasti akan sangat semangat. Apalagi ini untuk yang pertama kalinya mendaki, euforianya masih kuat. Terus terus mendaki, lebih tinggi, lebih jauh, lelah rasanya. Tentu saja lelah. Saya butuh istirahat beberapa saat untuk mengembalikan lagi stamina yang sempat turun karena kelelahan. Setelah itu, mendaki lagi teruus.  Puncak tujuan kita. Jika dianalogikan dengan  kehidupan nyata, maka saya sekarang sedang di tahap lelah, saya butuh istirahat. Bukaan, bukan istirahat yang lama dan panjang. Saya hanya butuh duduk diam sesaat dan ditambahkan motivasinya.

Ya, tahun ini mungkin tahun yang berat buat saya. Banyak tanggung jawab yang harus saya pikul. Semuanya menyita waktu,tenaga dan perhatian. Tanggung jawab itu juga beriringan dengan tugas utama saya yang tak boleh ditinggalkan, belajar. Kadang mereka tarik menarik membuat saya bingung. Belum lagi masalah pribadi yang kadang ikut menambah keruwetan hidup saya saat ini.

Ya.. sekarang istirahat sebentar tidak apa ya? Nanti kita lanjut mendaki lagi :D

Wednesday, January 23, 2013

Out of comfort zone

Seorang teman berkata pada saya "harus berani keluar dari zona nyaman" . Saya tidak pernah bisa benar-benar mengerti maksud kalimat ini.  Zona nyaman yang seperti apa yang dimaksud? Tapi sekarang saya sedikit bisa mengerti.. sepertinya

Tidak ada batasan pasti mana zona nyaman saya dan mana zona tidak nyamannya. Sekarang rasanya saya tidak sedang berada di zona nyaman karena tidak nyaman sama sekali. Entah apa sebab pastinya, perasaan seperti ini muncul beberapa bulan belakangan. Saya merasa seperti kehilangan semangat atas banyak hal. Ingin melakukan ini, lalu dibatalkan. Ingin itu, tapi gagal. Ingin yang lain tapi terlalu malas melakukannya atau yang lainnya terlalu takut.

Saya sudah jengah dengan perasaan ini. Pecundang sesungguhnya ada didalam diri saya. Memutuskan sesuatu adalah hal yang tidak sederhana sama sekali. Rasa takut sering timbul. Berbagai macam pertimbangan, dan resikonya. Seakan kegagalan adalah suatu hal yang paling tidak boleh dihadapi.

Puncak kekalutan itu sudah tampak. Beberapa waktu lagi saya akan sampai disitu. Masih adakah jalan lain untuk menghindarinya? Mungkin sekarang saatnya untuk berani dan tentunya tetap dengan perhitungan. Setelah itu apa? saya rasa berlari. Terlalu lama saya menetap di goa ini. Saatnya pergi meninggalkannya

Saturday, January 12, 2013

mana kamu yang dulu?


Mana kamu yang dulu?? *sambil teriak ke hp, hd-ex , dan charger laptop*

Tidak ada banyak hal yang bisa dilakukan dilakukan diruangan yang besarnya tak lebih dari 10 x 10 ubin 30 cm. Disini, tempat dimana aku menghabiskan sebagian besar waktu dalam kurun waktu 1,5 tahun belakangan. Tidak begitu banyak benda yang ada disini. Hanya sebuah lemari, kasur, meja belajar , rak kecil , dispenser, koper dan tumpukan buku serta materi perkuliahan. Hanya ada beberapa barang elektronik disini. Tidak ada televisi,radio, apalagi kulkas. Hanya ada laptop warisan dari abang dan teman-temannya. 

Sepi. Ya, sering sekali sepi rasanya disini. Tapi untunglah , si laptop warisan yang walaupun sudah tua dan sakit-sakitan masih berjodoh dengan internet. Jadi disinilah aku, dengan laptop butut dan koneksi internet yang tidak stabil. Tak apalah, setidaknya aku tidak benar-benar sendiri. Masih ada Adhitia Sofyan yang setia menyanyikan lagunya setiap hari. Juga ada teman diseberang sana yang bisa menemani lewat tulisan.

Tapi belakangan, muncul masalah-masalah baru. Cooling pad yang sekarang menjadi longgar dan susah untuk berfungsi. Charger laptop yang kemaren rusak . Lalu sekarang hd-ex yang tidak berfungsi. Apa kabar folder-folder film,foto,lagu dan tugas-tugas kuliah yang kusimpan disitu? Sediih membayangkan mereka semua musnah. 
Cepatlah kau sembuh hey.. aku merindukanmu :')

Friday, July 13, 2012

Kirpay

Aduh..
Aw.. 
Aaaaaaa

Semua teriakan itu bersumber dari gue. Akhirnya setelah lama menjalani liburan yang krik krik banget di kosan, hari ini gue mencoba sesuatu yang baru. Sesudah solat subuh gue gak lanjutin tidur lagi, karena jam 6-nya gue ada janji sama temen-temen buat goes ke Bumi Perkemahan Kiara Payung di Jatinangor atau yang lebih kece di singkat 'kirpay'.

Gue udah ready banget buat sepedaan pagi ini. Tapi ya emang dasar tukang ngaret, 2 temen gue yang lainnya malah datengnya baru jam set7. Yasudalah, berbekal air mineral, kita jalan kaki ke tempat rental sepeda yang ga begitu jauh dari kosan gue. Yup sip, karena semalam gue udah booking sepedanya, ya udah aja tinggal ambil dan caau.

Pertama-tama kita ngelewatin jalan raya dulu ya 5 menit saja lah. Lalu, sampailah pada tanjakan yang nanjak terus sampai ke gerbang baru Unpad. Disitu gue udah ngos-ngosan banget, gak kuat. Akhirnya istirahat dulu, minum. Lanjut lagi menuju ke gerbang kirpaynya. Tinggal beberapa menit lagi sampai gerbang gue udah gak kuat banget dan berhenti di pinggir jalan. Ya maklum ye bo', jarang olah raga gitu deh cyiin  :P . Rasanya complicated banget, pusing, mual,sakit perut,capek,panas,lemes. Disaat itulah gue galau antara akan melanjutkan perjalanan atau balik lagi aja. Tapi keinginan gue buat melalui rute yang lumayan extrem buat ukuran gue itu lebih besar. Oke, tarik napaaas, tutup mata, baca Bismillah. Daan, oke sip, rasa yang gak enak-enak itu bisa diredam untuk sementara.

Beberapa menit kemudian sampailah kita di gerbang Kirpay. Si Wulan, sebagai guide menawarkan dua opsi rute. Antara jalanan aspal atau tanah. Yang lainnya bebas mau jalur mana aja, maka dari itu gue lah yang memutuskan untuk jalanan tanah saja. Di jalan pun masih ketemu sama tanjakan. Huft, capeeeek. Setelah itu kita berhenti di area outbound gitu, banyak permainannya, dan gratis karena penjaganya lagi gak ada dan itu sepi banget. Gue sih memilih untuk tidur-tiduran di tali tambang yang diikat sedemikian rupa sehingga menjadi tempat tidur yang syahdu untuk melepas lelah sejenak.

Puas bermain di arena outbound yang tidak beroperasi itu, kita mengisi perut di warung kecil dekat sana. Menjajal gorengan dan mi baksonya. Rasanya sih, hmm yaa, hmm gitu deeh. Biasa banget, tapi ya namanya juga laper ya abis juga. Lanjuuut, baru akhirnya mulai di rute yang sebenarnya.  Turunan pertama yang harus kita lalui, karena Wulan udah pernah lewat disitu ya dia santai aja melaluinya. Nah gue? sebagai pemula, rada was-was juga. Yak, rem belakang sudah ditahan sekuat kuatnya. Dah emang dasarnya belom kebiasa, duaar, jatoh aja nyampe bawah. Dengan kondisi terakhir, gigi-gigi sepeda menimpa kaki kiri dan meninggalkan jejak luka yang hmm, kecil sih tapi perih, karena darah dan oli menyatu. Huahaha. Karena gak bawa obat-obatan apa pun, sementara waktu lukanya dibasuh pake air mineral yang kita bawa.

kakiku luka mama
Lanjut lagi makin ke atas, mendaki, diperjalanan juga sempat melihat anak baru masuk SMA yang lagi di MOS, ciyaan ciyaan ciyaan :P . Makin ke atas, makin ke atas dan huaa finally bertemu padang rumput yaaang luaas. Gue rasa itu puncak pendakian kali ini. Perjalanan selanjutnya adalah turunan. Yeeeei betapa bahagianya, melalui gundukan tanah merah, padang ilalang, turunan terjal, berbatu dan panjaang. Sangaaat menyenangkan. Di turunan berbatu yang panjang, gue harus megang rem sekuat-kuatnya untuk mengurangi laju sepeda. Tangan gue sampai memerah dan perih karena jalanan yang tidak datar.

sampai sejauh iniii :D
Melewati perkebunan, dan melihat danau kecil yang ditumbuhi teratai indah. Niatnya sih pengen mampir. Tapi apalah daya, kalau ke danau itu nanti buat baliknya harus nanjak lagi, ga kuat bo'. Karena waktu yang sudah mendekati jam 11 pagi dan bertepatan dengan Hari Jumat, kita memutuskan untuk  menundanya untuk perjalanan berikutnya saja. Di jalanan, sekali lagi berpapasan dengan anak SMP yang lagi di ospek, ciyan ciyan :P


Melalui perumahan penduduk dan finally, sampailah kita di Unpad. Bahagia rasanya sampai ingin menitikkan air mata. Oke yang barusan itu lebay. Sebelum balik, kita mampir dulu buat beli 'cupet'. Oke, cupet itu singkatan dari cucu papet yang artinya susu fapet yang di kelola oleh fakultas peternakan Unpad. Dengan Rp. 2.000 segelas susu murni rasa strawberri didapatkan. Huaa, pelepas dahaga. Turun, dan mengembalikan sepeda mengurus administrasi dan uang sewa.

Akhirnya, punggung penuh keringat gue mendarat dengan indah di kasur. Huaa, bahagianyaa :)

Saturday, March 24, 2012

Dufan

23 Maret libur nyepi loooh. Terus? gue harus seneng banget gitu? Ya bagi sebagian orang, libur di hari Jumat atau Senin akan sangat menggembirakan. Secara, bakal menjadi long weekend bo'. Namun kenyataannya, gue memang selalu punya long weekend setiap minggunya. Kuliah yang cuman 3 hari membuat gue punya banyak waktu luang di akhir pekan. Kondisi ini menguntungkan teman kampus gue yang rumahnya seputaran jabodetabek. Buat gue? Sama aja. Tetep aja cuman bakalan dikosan deui, kosan deui.

Tapi, libur kali ini ada yang beda. Libur yang benar-benar liburan. Kemarin, gue dan temen-teman SMA pergi liburan ke Jekardaaah yang super hot. Jam 00.30 pagi, gue udah di sms buat siap-siap berangkat. What? so early in the morning cin. Dengan setengah hati, gue dan wulan terpaksa merelakan waktu tidur dengan mempersiapkan segala hal yang akan dibawa. Sebelum berangkat kita mengalami kegalauan, apakah akan mandi atau tidak? Oke, atas berbagai macam pertimbangan, kita berangkat tanpa mandi (harap maklum dan ingat itu jam 00.30).  Setelah gue siap, sialnya temen gue pada ngaret lebih dari satu jam. Mereka tega membuang waktu tidur gue dengan sia-sia :'(

Setelah segala kegaduhan yang terjadi di Jatinangor, kita berangkat ke Bandung untuk menjemput teman gue yang lain. Makhluk yang dimaksud tidak dapat dihubungi, berkali-kali kita bergantian berusaha menghubungi dirinya. Seteleh berjam-jam dan dengan kejadian nyasar di Bandung, kita meluncur menuju tol pasteur dengan muatan  9 makhluk tuhan paling sexy #eh. Jam 4.00 kita masuk ke rest area buat solat subuh. Sambil menunggu azan, kita foto-foto dulu di parkiran. Ga peduli deh mau dibilang alay atau apa. Lagi siapaaa juga yang mau ngeliatin. Wong rest areanya sepi begitu.

didepan mesjid di rest area

Kelar solat subuh kita melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kemudian kita masuk rest area lagi. kenapa??? Karena ada yang kelaparan, kita sarapan pagi dulu. Baru kali ini gue sarapan pagi se hedon itu. Sarapan di kfc? itu terjadi karena cuma kfc yang available. Ya sudah lah..

Entah apa yang terjadi diperjalanan, bangun-bangun gue udah di daerah Slipi aja. Kita sempat nyasar berkali-kali di jalanan Jakarta. Bermodal GPS dari handphone salah seorang teman, kita sampai di ancol. Jam 8 pagi kita sudah sampai di parkiran dufan. Apa-apaan? ini terlalu pagi masbro, loket pembelian tiketnya saja belum buka. Akhirnya, kita terpaksa menunggu di parkiran.
ngegembel

mukanya emang 'ga banget' tapi gue pengan upload aja
Lalu apa yang gue lakukan? Bulak-balik mobil-parkiran-toilet. Keluar-masuk nyari ATM. berjam-jam di parkiran, kita membuat kesibukan masing-masing. Ada yang baca buku, ada yang smsan, ada yang jepret-jepret dan tentunya ada yang sibuk dijepret. :P
ary -gue nunggu di mobil

Beberapa jam kemudian, setelah mengantri tiket. Kita masuk ke dufan. Semangat 45 gue langsung membara. Pokoknya kali ini gue harus nyobain wahana-wahana yang belum sempat gue coba waktu terakhir ke dufan, beberapa tahun yang lalu.

foto dulu dong ah

Wahana pertama yang gue dan teman-teman coba adalah alap-alap. Kenapa? Ya gak kenapa-napa. Cuman karena masih pagi. Kebetulan lewat deket wahana itu dan bener-bener lagi sepi. Gak ada antrian sedikitpun. Gak berapa jauh dari sana ada halilintar, yaudah deh, gue hajar naik halilintar 2 kali. Sekali lagi, itu karena antriannya masih sangat sedikit. Karena kemaren itu hari jum'at, para lelaki pergi solat jumat dulu. Selagi menunggu mereka, pada wece-wece iseng masuk ke istana boneka, karena adem bo'. Diluar lagi terik banget.

wulan-febu di depan istana boneka
Selesai solat jumat, gue pengen banget naik histeria. Tapi antriannya, hmm lumayan panjang. Gue sih tetep aja masuk ke antrian, sedangkan yang lainnya memilih untuk tidak ikutan. Dasar tuh semua, pada males banget ngantri. Akhirnya gue mengantri sekitar setangah jam lebih bersama dua orang teman gue. Selama gue nganti histeria, yang lainnya pergi mencoba wahana lain, tau deh tuh mereka kemana. Ujung-ujungnya ketemuan pas gue kelar berbasah-basah di arung jeram.

Mulai  lah kita jalan lagi, rencananya mau ke niagara-gara. Eh waktu di perjalanan ga sengaja liat tornado yang baru diaktifin. Tanpa pikir panjang, tanpa tanya-tanya temen yang lainnya, gue langsung lari ke antrian yang 'sekali lagi' sangat sepi. Tornado paling mantep lah pokoknya, baru kelar naik itu, gue langsung ngajakin temen-temen yang lainnya buat naik sekali lagi. Mumpung masih sepi. Sesudah nyoba buat yang kedua kalinya. Udah, cukup. Gue rasa 2 kali udah cukup. Gue mulai merasakan pusing.

Okei, diakhir cerita, gue mengakhiri petualangan di dufan dengan naik kuda-kudaan (ceritanya itu kita lagi memperagakan salah satu scene sinetron korea 'stairway to heaven')

Malam itu juga kita harus balik ke Bandung, karena harus balikin mobil rental. Sisa perjalanan pulang, selama di tol gue nyanyi-nyanyi karokean sampai suara gue parau. Dan yaaa, weekend gue kali ini berbeda dan menyenangkan. Sampai di kosan gak pakai ba bi bu, gue langsung tepar.


Wednesday, March 21, 2012

Momentum

Selalu ada momentum untuk memulai sesuatu. Momen untuk suatu perubahan.

Beberapa minggu belakangan, ada yang berubah dari dunia "anak kost" gue. Magic jar yang biasanya hanya teronggok manis dipojokan kamar, sekarang sudah mulai melaksanakan tugasnya kembali. Bahkan bukan hanya tugasnya, tapi juga tugas penggorengan dan kompor. Yup, sekarang gue punya kompor digital (baca: magic jar turun temurun) yang bisa diandalkan. Sekarang gue bisa masak berbagai macam makanan, gak cuman nasi putih.

Semua itu terjadi bukan tanpa sebab. Kembali lagi, karena ada momentumnya. Beberapa minggu yang lalu, salah satu kamar kosong di kosan gue sudah dihuni kembali. Kak Ine, begitu gue memangginya. Angkatan 2010, matematika. Karena gue kuncen kosan sini (baca: yang paling sering ada dikosan, karena ga bisa bulak-balik ke rumah :( ), gue-lah orang pertama yang berusaha sok kenal dan ngajak kenalan. :P

Baru beberapa hari Kak Ine ngekos disini, ada perubahan yang cukup kentara. Lantai-lantai bersih disapu dan dipel. Jendela ruang tamu dibuka. Toilet kinclong. Memang, senior yang satu ini rajin bener. Ah jadi malu. Karena gak enak ngeliat Kak Ine-nya bersih-bersih sendiri, gue mulai sok ikutan bersih-bersih. Ceritanya mau ikut bantu-bantu.

Tapi mari kita tinggalkanlah perkara bebersih ini. Sekarang fokus pada magic jar. Setelah gue menemukan fungsi lain dari benda ini, banyak ide-ide masakan yang muncul. Tapi, ya tetaplah ada kekurangannya. Gue tetap butuh kompor buat goreng-menggoreng. Suatu hari, Kak Ine yang berasal dari Bogor ini, menawarkan diri untuk membawa pencerahan di kosan ini dengan membawa seperangkat kompor listrik kecil. Semenjak hari itu, ada kegiatan baru buat gue pribadi. Biasanya, urusan perut gue serahkan pada warung-warung makan dekat kosan. Tapi sekarang, Kak Ine-nya sering masak, dan guenya sering makan masakan dia. Hahaha

Bebarapa makanan yang sudah pernah dibuat ya, masih sederhana aja sih (Ceritanya kan sedang di dalam kekurangan :P  ), beraneka macam telor,nasi goreng,martabak mie, nasi campur,nasi uduk,dll . Sekarang-sekarang ini masih dalam tahap pengembangan menu. Kalau sukses nanti, gue jualan aja kali ya ?? :P .

n.b. rencananya besok pagi mau tumis sayur-sayuran dan bikin bala-bala

Saturday, February 25, 2012

sandwich isi dendeng

Sore ini, hujan turun mengguyur jatinangor yang tadinya panas menyengat. Mengusir hawa panas yang dari tadi pagi memenuhi kamar kost kecil gue ini. Hawa dingin yang barusan datang membuat cacing-cacing di perut gue berontak minta makan. Hmm ya, baru beberapa jam semenjak terakhir kali nasi masuk ke perut gue, dan cacing-cacing ini kekeuh minta makan. Sialan. Belakangan ini perut gue selalu bunyi minta diisi, padahal gue ga begitu lapar. Ah, cacing-cacing sialaan itu menyedot nutrisi buat badan gue.

Ya sudah, gue berdamai. Mulai memikirkan opsi-opsi yang mungkin diambil guna memperoleh makanan secepat mungkin. Ada 2 opsi sebenarnya. Pertama gue keluar dan beli makanan di warung sebelah kosan hujan-hujan begini, pake payung, sendirian. Kedua tinggal sms buat delivery order di warung sebelah kosan juga. Hmm, ya but too lazy dan bosen sama makannya.

Otak gue mulai bekerja lagi, mencari opsi ke-3. Di keranjang tempat berbagai makanan persemanyam, teronggoklah tumpukan roti tak berdosa yang 2 hari lagi akan menempati rumah barunya (baca: tong sampah) jika si empunya tidak menghabiskannya. Lalu, ada beberapa mi instan, mentega, gula, saus sambel, cappucino instan,teh dan sebuah stoples berisi potongan daging kering yang gue sebut dendeng masiak* , sisa bekal yang gue bawa dari kampung halaman dua minggu yang lalu, pasca liburan uas.

Dengan iba, gue ambil roti-roti yang pasrah menunggu nasib itu, sebotol saus sambal, dan beberapa potong dendeng. Dan, yup. Beberapa saat lagi akan terhidang sandwich isi dendeng lengkap dengan saus sambal botolan. Berikut step-step pembuatannya.


Hmm, oke diakaui deh, penampakannya tidak membangkitkan selera dan iya, ini dibuat dengan ala kadarnya. Dibuat dengan sepenuh cinta untuk memenuhi hasrat cacing-cacing ini. Awalnya agak sedikit ngeri, takutnya gue keracunan karena makan ini , kan gak lucu.

Tapi Alhamdulillahnya makhluk itu enak dan gue masih sehat.Malah jadinya nambah, bikin dua porsi deh. :P

* dendeng kering