Sore ini, hujan turun mengguyur jatinangor yang tadinya panas menyengat. Mengusir hawa panas yang dari tadi pagi memenuhi kamar kost kecil gue ini. Hawa dingin yang barusan datang membuat cacing-cacing di perut gue berontak minta makan. Hmm ya, baru beberapa jam semenjak terakhir kali nasi masuk ke perut gue, dan cacing-cacing ini kekeuh minta makan. Sialan. Belakangan ini perut gue selalu bunyi minta diisi, padahal gue ga begitu lapar. Ah, cacing-cacing sialaan itu menyedot nutrisi buat badan gue.
Ya sudah, gue berdamai. Mulai memikirkan opsi-opsi yang mungkin diambil guna memperoleh makanan secepat mungkin. Ada 2 opsi sebenarnya. Pertama gue keluar dan beli makanan di warung sebelah kosan hujan-hujan begini, pake payung, sendirian. Kedua tinggal sms buat delivery order di warung sebelah kosan juga. Hmm, ya but too lazy dan bosen sama makannya.
Otak gue mulai bekerja lagi, mencari opsi ke-3. Di keranjang tempat berbagai makanan persemanyam, teronggoklah tumpukan roti tak berdosa yang 2 hari lagi akan menempati rumah barunya (baca: tong sampah) jika si empunya tidak menghabiskannya. Lalu, ada beberapa mi instan, mentega, gula, saus sambel, cappucino instan,teh dan sebuah stoples berisi potongan daging kering yang gue sebut dendeng masiak* , sisa bekal yang gue bawa dari kampung halaman dua minggu yang lalu, pasca liburan uas.
Dengan iba, gue ambil roti-roti yang pasrah menunggu nasib itu, sebotol saus sambal, dan beberapa potong dendeng. Dan, yup. Beberapa saat lagi akan terhidang sandwich isi dendeng lengkap dengan saus sambal botolan. Berikut step-step pembuatannya.
Hmm, oke diakaui deh, penampakannya tidak membangkitkan selera dan iya, ini dibuat dengan ala kadarnya. Dibuat dengan sepenuh cinta untuk memenuhi hasrat cacing-cacing ini. Awalnya agak sedikit ngeri, takutnya gue keracunan karena makan ini , kan gak lucu.
Tapi Alhamdulillahnya makhluk itu enak dan gue masih sehat.Malah jadinya nambah, bikin dua porsi deh. :P
* dendeng kering