Sunday, February 21, 2010

Menikah muda, pilihan atau takdir?

Apa yang begitu berbeda antara orang kampung dan orang kota?
Jalan pikirannya? ataukah kebiasaanya?

Menikah muda itu pilihan atau takdir?

Sabtu lalu, gue menempuh perjalanan berpuluh kilometer menuju batusangkar. Padang-batusangkar itu terasa amat jauh,lama dan memuakkan. Itu sebabnya gue selalu menghindar dan mencari-cari alasan saat orangtua mengajak pulang kampung menghadiri acara keluarga atau apalah yang gue juga ga ngerti. Gue ga suka perjalanan darat. Melintasi berbagai kota berlama-lama diatas mobil membuat gue mual dan pusing.

Namun kali ini, atas berbagai pertimbangan gue bersedia melalui penderitaan-penderitaan selama perjalanan itu karna sebuah acara pernikahan sepupu gue yang udah bertahun-tahun ga pernah gue jumpai. Lalu sekarang, dia menikah?? oh god..

Setau gue, dia masih bisa digolongkan sebagai anak muda (ajiee). Kenapa? Karna umurnya, setelah gue tanyakan masih 22 tahun. Hei?? di umur 22 tahun lo masih bisa melakukan banyak hal. Semisal kuliah, kerja atau apalah. Lantas kenapa memutuskan menikah diusia yang gue kategorikan belia itu?
Heii.. masih banyak dunia yang belum kita jelajahi. Masih banyak hal yang belum kita lakukan. Masih banyak makanan yang belum kita coba (loh?)

Banyak faktor yang bisa menjadi alasan mengapa tidak menikah muda. Lalu apa yang difikirkan sepupu gue itu?
Entahlah..

Sesampainya ditempat acara, gue menyaksikan anak daro (sepupu gue) dan marapulai bersanding dipelaminan mengenakan baju adat berwarna orange. Dia tampak cantik mengenakannya. Dengan sunting dikepala, apa dia tidak merasa pusing atau pegel? Luar biasa.

Selagi masih terbengong-bengong meihat sunting yang besar itu bertengger dikepalanya dan menyadari bahwa dia sudah tak single lagi . Tidak bebas lagi. dan akan menjadi ibu rumah tangga. Ohh tuhan. Pikiran gue melayang membayangkan gue berada diposisi dia. Gue langsung merasakan aura kengerian yang langsung menyergap sekujur tubuh. Menikah??

Gue tenggelam dalam banyak pertanyaan yang bernada protes seakan menentang semua ini. Kenapa harus menikah diusia segitu??

Menghubungkan dengan kenyataan bahwa dia adalah seorang lulusan SMA disebuah kabupaten bernama batusangkar. Seorang anak penjual katupek dan tidak melanjutkan pendidikannya ketingkat universitas, semua itu bisa menjadi wajar adanya.

Walaupun tetap dipenuhi oleh perasaan menolak kenyataan ini, gue berdo'a semoga dia dapat menjemput bahagianya bersama suami (ceile..) dan menjadi ibu yang baik kelak untuk anak-anaknya dan istri yang berbakti pada suami.

Sekali lagi menikah muda itu pilihan atau takdir?

nb: gue bersyukur orangtua mensupport untuk ngelanjut kuliah dan mencapai impian gue, belajar sampai kelak menjadi orang yang dapat dibanggakan orangtua dan berguna bagi orang banyak :D

4 comments:

Ojak said...

gimana ya....

itu sebenarnya hanya sebuah pilihan

mungkin menurut kita menikah muda tu sesuatu yang keluar dari "jalur" tapi menurut sebagian orang itu adalah hal yang wajar

pilihan menentukan kebahagiaan

aurora said...

coba deh, dikorek lagi hatinya lebih dalam, mungkin kita akan menemukan secercah harapan didalam hatinya itu, harapan ingin melanjutkan sekolah, harapan untuk bekerja, harapan untuk menikmati masa-masa single. namun terbelenggu oleh perjodohan. okelah jika itu adalah cinta sejatinya, jika tidak? huh... kalau saya, saya akan memilih untuk dilahirkan sekali lagi,...

Tywity said...

@ziq zaq: iya juga sih ya.. cuman tetep aja gimana gitu..

@aurora: ahahaha, ya. mungkin itu perjodohan. aku ga kebayang kalau aku diposisi itu. beuhh, mungkin aku juga punya pikiran yang sama kayak kamu rif..

morishige said...

sebenernya sih menurut saya semua masalah pilihan; pilihan orangtua atau pilihan sendiri. hehe..