Wednesday, November 25, 2009

Naluri pemenang

Rajin pangkal pandai.
Hemat pangkal kaya.
Olahraga pangkal??

Bassed on accident 2 days ago. Gue bisa bilang, olahraga pangkal sakit. Why?

Berawal dari keharusan mengikuti ujian olahraga. Penderitaan panjang gue dimulai. Senin pagi, tas sekolah gue sudah disesaki oleh berbagai buku,payung + baju olahraga. Dikarenakan jarak tempuh rumah gue dan sekolah cukup jauh, jalan terbaik memang berangkat olahraga langsung dari sekolah.

Pelajaran sekolah pun usai. Murid-murid mulai sibuk dengan aktifitas masing-masing. Ada yang langsung pulang,main dulu disekolah,juga ada yang mengikuti tambahan pelajaran. Sedangkan gue, langsung nyari makan siang bareng temen-temen yang lain. Pilihan menu makan siangnya jatuh pada batagor.

Singkat cerita, gue udah nyampe di gor agus salim jam 2.30an gitu. Lumayan rame lah yang udah dateng. Tapi si bapak belom dateng. Ngaso dulu ahh..

Tiba saatnya berolahraga, sesuatu yang ga enak mulai bercampur aduk diperut gue. Huaa,, sakit perut!! Suatu kewajiban sebelum melalukan sesuatu. Setiap saat. Muncul disaat yang sangat tidak tepat. Sebelum naik podium, sebelum presentasi didepan kelas,sebelum ujian. Arghh

Pemanasan dulu dong, gue dan partai-partai x1 nampang dibarisan paling belakang. Berlari paling santai plus ketawa-ketawa ga jelas membayangkan, diurutan keberapakah kita akan berada. rata-rata semua sudah pasrah akan berada diurutan akhir.


Giliran gue ngambil nilai tu sumpah, penghabisan banget. aka terakhir.
Gue dan temen-temen cewek sekelas lainnya udah nangkring di garis start. Saat peluit berbunyi, gue langsung lari sekencang yang gue bisa, dengan napas yang masih stabil. Semua berjalan aman. Gue berlari dengan cara yang benar dengan cara bernapas yang juga benar. Sampai disetengah putaran, temen gue olin jatuh, tapi gue didepan dia. Jadi ga ngeliat prosesi jatuhnya. Seperempat terakhir kesalahan mulai gue lakukan. Gue menarik napas panjang sehingga irama tarikan napas gue berantakan dan sangat mengganggu. Napas gue mulai tersengal-sengal. Gue mulai bengek. Ditambah lagi stamina yang mulai terkuras. Dengan sisa tenaga dan naps yang tersisa gue berusaha semaksimal mungkin. Garis finish sugah dekat. kutang lebih 5 meter lagi gue finish. Dan semuanya berakhir.

Tiba-tiba gue merasakan ada seseorang yang berusaha menyalip gue, naluri seorang pemenang tak membiarkannya berlalu. Gue paksakan memacu langkah. Walaupun gue tau, kemampuan gue udah maximal. Tapi sekali lagi, naluri pemenang memaksa gue. hati berkata gue harus lebih kencang berlari. Namun fisik bertindak lain. Tiba-tiba badan gue melayang dan sayup-sayup terdengar nyanyian "i believe i can fly.. i believe i can touch the sky"..
Oh yeahh.. I believe i can fly. In my dream.. gue langsung terjatuh dengan posisi lutut mencium tanah. Tidakk, sedikit lagi. 2 meter lagi finish. Masa gue give up ampe disini? Dengan semangat yang masih ada, gue coba berdiri dan langsung berlari. Namun apalah daya, raga ini tak sanggup lagi. Sepertinya beratus kunang-kunang bertebangan di kepala gue. Oh God.. gue ga sanggup lagi.

Tiba-tiba malaikat dila(lebay) datang menghampiri sang pelari yang sudah sekarat. Membopongnya ke pinggir lapangan. Di pinggir lapangan datang seorang setan berhati malaikat menghampiri sang victim, membersihkan kakinya dan meminjamkan punggungnya untuk si korban bersandar. Dialah caca. Waw, empuk.enyak enyak enyak. Dan beberapa malaikat lain mulai datang, ada pula CS neraka, aka cees.

Gue masih bengek. Napas masih belum teratur. Tapi gue masih bisa bercanda sama anak-anak IDIOT. sungguh idiot. Dikondisi macam itu gue masih bisa ketawa. Hmm,," kok gag ada yang ngasi gue minum yak? inisiatip dikit napa?". Tapi ternyata memang tak ada yang berinisiatif, terpaksalah gue meminta, karna memang gue haus banget.
"Ca.. beliin minum donk"
lalu caca berteriak ke sesosok lelaki yang ada dibelakang gue.
"Woi pance, beliin minum gih.."
lalu si pance pergi membeli minuman
tak berapa lama si pance datang membawa air mineral gelas. Gue langsung menyerobotnya dan meneguknya. Huaaa,, ehh gue lupa bilang terimakasih ke si pance :P makasih pance..

Gue masih pusing dan pucat malaupun sudah setengah jam berlalu dari insiden itu. Lapangan sudah mulai kosong. Tinggal gue,wulan,vina,dan dani. Anak-anak gunung euy. Dani pake acara muntah dulu.

Akhirnya, wulan nelpon papanya buat jemput. Alhasil gue pulang boleh nebeng ke wulan. Kalau gue paksain pulang sendiri. Bisa jadi gue pingsan di bus lagi. Malu-maluin dah..


Ohh..
gue mau ngehatur Terimakasih pada orang-orang yang sudah membantu gue bangkit dari kejatuhan yang menyakitkan. :)